Deasy Natalia Lessu, S.Pd.,M.Hum
December 24, 2024
Sebuah pementasan drama dan puisi kembali digelar oleh program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang berlangsung di Aula kampus pada hari Sabtu, 21 Desember 2024. Ibu Deasy Natalia Lessu selaku dosen pelatih menyampaikan pementasan drama ini merupakan yang ke-4 digelar.
Drama berjudul “Antigone” merupakan sebuah drama tragedi dari Yunani yang mengisahkan seorang perempuan pemberani bernama Antigone yang memperjuangkan nilai kemanusiaan dan cinta kasih melawan aturan ottoriter dari pamannya yaitu Creon. KIsah ini dimulai saat kedua saudara Antigone mati terbunuh karena saling memperebutkan kekuasaan setelah kepergian ayah mereka Raja Oedipus. Creon hanya mengizinkan salah satu daripada kedua keponakannya itu yaitu, Etoechles untuk dimakamkan dengan layak sementara Polynieces yang berbeda kubu dengannya untuk dilemparkan mayatnya ke luar tembok istana. Aturan inilah yang memicu Antigone untuk memberontak. Ismene, saudara perempuannya sudah memperingatkannya untuk tidak menentang aturan raja sebab pembangkang akan dihukum mati tetapi dia tidak menghiraukannya. Begitupun Creon yang telah diingatkan oleh anak laki-laki, Haemon yang juga adalah tunangannya Antigone. Bahkan sang peramal, Teiresias sudah memberi peringatan keras dari para dewa. Akan tetapi kekerasan hati Creon pada akhirnya membuatnya harus kehilangan tiga orang terkasihnya sekaligus yaitu Antigone, keponakannya, Haemon, anaknya dan istrinya, Euridice. Ironisnya, Antigone mati dengan mengantung diri pada saat dirinya dikurung tanpa makanan dan minuman. Haemon mati bunuh diri dengan menghunus pedangnya sendiri karena melihat tunangannya mati kemudian Ibunya Haemon, istri Creon mati bunuh diri karena tak kuasa menahan sedih kehilangan anak semata wayangnya. Pada akhirnya Creon sangat menyesali keputusannya dan begitu berduka kehilangan orang-orang terkasihnya.
Cerita ini menngandung pesan moral yang penting bagi kita bahwa ketaatan pada aturan tidak selalu berakhir baik. Kita perlu bijaksana dalam menyikapi keadaan dengan rendah hati: mau menerima masukan dan teguran. Niscaya kita terhindar dari kemalangan yang besar.
Pertunjukan drama ini merupakan mata kuliah Drama dan Poetry sekaligus UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang diselenggaran setiap tahun dengan melibatkan tidak hanya mahasiswa yang memprogram mata kuliah (semester 5) tetapi juga HMPS Prodi Penbdidikan Bahasa Inggris). Kegiatan ini tidak hanya melatih kemampuan seni peran tetapi juga melatih dintaranya kemampuan berkomunikasi, kerjasama, serta kedisplinan.
Apresiasi baik diberikan oleh pihak institusi, pihak kepala sekolah SMA dan pihak lembaga kursus BrotherLeon English Club (BLEC) sebagai mitra kerjasama serta orang tua mahasiswa yang hadir sebagai undangan. Mereka mendukung agar UKM pementasan drama ini dapat rutin diselenggarakan setiap tahunnya sebagai wadah penyaluran minta dan bakat seni mahasiswa dan media berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.
Kepala SMA Negeri 5 Sentra Pendidikan, Yohanes Napan, menyatakan bahwa meski beliau tidak begitu memahami Bahasa Inggris tetapi beliau dapat mengikuti alur ceritanya dan merasakan tragisnya kisah drama Antigone ini. Para pemain dinilai begitu baik memerankan tokoh-tokoh dalam kisah ini.
BrotherLeon juga mengapresiasi usaha dan kerja keras dosen dan para mahasiswa yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dan memberi acungan jempol pada kemampuan Bahasa Inggris para mahasiswa.
Salah seorang orang tua mahasiswa juga menyatakan beliau terpukau pada kemampuan anaknya. “Saya tidak pernah melihat dia latihan di rumah hanya izin jika terlambat pulang karena sedang latihan drama. Tetapi saat ini saya melihat kemampuannya bagus sekali”. Sebagai tambahan, beliau menyarankan agar pertunjukan ini bisa ditampilkan rutin di sekolah-sekolah sebagai media promosi yang menarik agar semakin memotivasi anak-anak SMA untuk berkuliah pada program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Bak gayung bersambut, para pemeran langsung diundang untuk dapat tampil pada acara kelulusan di salah satu sekolah.
(Penulis: Deasy Natalia Lessu)